“Percaya diri akan berbanding lurus dengan kadar keimanan…” itu salah satu pesan dari seorang guru saya beberapa tahun yang lalu. Kepercayaan diri tak terkait dengan setumpuk piagam penghargaan atau kertas-kertas ijazah dan sertifikat hasil belajar saat kita duduk di bangku sekolah atau kuliah.
Terbukti, tak seorang pun di bumi Eropa yang pernah menanyakan ijazah kuliah saya (maupun ijazah suami di tempatnya bekerja), sedangkan teman-teman lokal dan rekan-rekan kerja yang menjadi teman baik, senantiasa bertambah jumlahnya.
Bersosialisasi akan lancar ketika ada rasa kepercayaan diri, di bawah ini adalah beberapa tips sederhana buat sahabat pembaca semua :
1. Tersenyumlah
Sedetik namun amat berharga, nilai senyuman tak dapat dibayar dengan dana berapa pun jua. Namun ketulusan senyuman memang bernilai tinggi ‘rewards’ dari-Nya. Kalian harus tahu, di banyak tempat yang jauh dari budaya timur, senyuman merupakan benda mahal. Maka ketika muncul seseorang yang gampang menebar senyuman tulus, itu point-keren bagi pribadinya.
Tersenyum lebih dari sekedar menunjukkan ekspresi, melepaskan hormon endorphin yang membuat kita merasa lebih baik, senyuman meningkatkan sirkulasi darah di raut wajah, lho…
Ini membuat diri merasa nyaman, bahkan ketika ada sesuatu yang mengejutkan, hadapilah dengan senyuman, tentu meningkatkan rasa percaya diri. Senyum juga adalah sedekah yang paling mudah, bayangkanlah betapa mudah kita memetik karuniaNya nan berlimpah : secercah senyuman mendulang pahala kebaikan, kebahagiaan dan rasa percaya diri bagi kita dan orang di sekitar kita. Alhamdulillah…
2. Tatap Mata Lawan Bicara
Pembicaraan serius saat berhadapan dengan orang yang mewawancarai kalian, calon atasan, saat presentasi, saat berdiskusi serius dalam agenda rapat di tempat kerja, tatap mata lawan bicara merupakan satu hal pendekatan komunikasi yang berefek cepat. Malah persepsi di antara para pembicara akan merasa saling menghargai dan menghormati. Sungguh harus hindarkan diri kita dari sikap garuk-garuk kaki, kepala, tangan, atau memencet-mencet hp selagi ada seseorang yang telah menghargai kita untuk berbicara dan saling mendengarkan.
3. Berdoalah
Selalu sisipkan doa sepanjang waktu. Mari mengingat Allah SWT di setiap waktu.
Kalimat doa singkat di saat kita akan berbicara di tengah keramaian orang, atau saat akan menyampaikan pengumuman atau materi penting dalam suatu komunitas adalah ta’awudz, basmalah, hamdalah, sholawat dan doa belajar,“Alhamdulillahhirobbil ‘alamin… Robbi Zidniilma warzuqni fahma, Robbisrohlishodri wayassirli amri wahlul uqdatammillisani yafqohu qouli..”(Lihat tafsir QS. Thaha : 25-28). Insya Allah lidah ini tidak kelu dan kaku, dan pembicaraan berjalan lancar, pendengar memahami apa yang disampaikan oleh yang berbicara.
4. Lupakan Standar Secara Fisik
Semua manusia punya kekurangan, maupun kelebihan yang dapat ditonjolkan. Hal yang paling tidak perlu adalah jika kalian memikirkan “badan kegemukan, kekurusan, baju kurang rapi karena lupa disetrika, sepatu belum disemir, kaos kaki terciprat air hujan, tidak memakai barang-barang ‘branded’, tidak bermake-upsebagaimana teman lain, atau permisalan lainnya….”
Yakinilah bahwa diri kita secara alami—dengan memohon keridhoan Allah SWT, berada di tempat sesuai takdirNya, memiliki kelebihan dalam suatu hal, sehingga bermanfaat. Begitu pula teman di hadapan kita, yakinilah bahwa dirinya saling melengkapi dengan diri kita, dapat bertukar informasi dan saling memberi manfaat. Sungguh ‘sesempurna’ apa pun kita memandang kehidupan seseorang, kita akan terkejut jika mengetahui hal-hal di balik urusan hidupnya.
Sekali lagi, ingatkan diri kita bahwa semua manusia punya ragam kelebihan dan kekurangan atau aib dan celah. Sehingga kita tidak mudah meremehkan orang lain, dan tidak menjadi ‘terlalu percaya diri’ ketika dipandang baik oleh banyak orang. “Allah SWT menyembunyikan aib-aib kita supaya kita bermartabat di hadapan manusia, bisa kian bermanfaat buat ummat, bisa makin bersyukur dan senantiasa bersabar, insya Allah…” simpan kalimat ini dalam jiwa.
5. Tampil Rapi dan Bersih
KEBERSIHAN bersihan amat penting. Bahkan merupakan salah satu ciri khas muslim, bersih makanan dari yang haram, bersih tubuh dan pakaian dari najis, bersih sikap dan perbuatan dari zina dan keburukan akhlaq.
Usahakan membersihkan diri dan berpakaian rapi setiap waktu. Apalagi saat berada di hadapan orang-orang tercinta. Namun ketika ada bekas coklat belepotan di baju, atau terciprat lumpur pada rok panjang tatkala akan berjumpa reuni dengan sahabat-sahabat lama, sebaiknya bersikap tenang. Hindari emosi. Bisa saja kita mampir di kedai berdekatan, mencuci bagian yang kotor itu, atau jika tak sempat, kita dapat menyampaikan berita dengan santai kepada teman-teman, “Maaf yah baju saya tadi terkena coklat,.. bla bla…” sehingga yang di hadapan kita, akan merasa lebih dihargai, bahkan dapat berempati.
6. Bicaralah Perlahan
Sebuah tips sederhana agar anda terlihat atau menjadi lebih percaya diri adalah dengan berbicara perlahan. Cukup dengan sahabat terdekat yang notabene ‘cepat menangkap kalimat kalian’ jika berbicara cepat dan ringkas.
Berbicara perlahan menunjukkan kepercayaan diri seseorang, juga ciri sopan santun bagi masyarakat timur. Banyak orang kurang menyukai seseorang yang bicaranya terlalu cepat, banyak, dan berputar-putar dalam menyampaikan sesuatu. Mari kita pelajari sikap : sedikit bicara, banyak berbuat, karena sungguh secara fakta, satu sikap baik adalah lebih bermanfaat dibandingkan seribu kalimat.
Maka pilihlah beberapa kalimat terbaik, dan sampaikanlah dengan perlahan, ini membuat lawan bicara akan kian melihat bahwa diri kalian memiliki kepercayaan diri yang baik.
7. Bersedia mendengarkan
Kepercayaan diri dalam pergaulan akan membuahkan banyak amanah dari orang sekitar. Efeknya, kita harus siap menyediakan waktu untuk mendengarkan segala hal. Bisa saja, ramai keluh kesah dari teman ‘yang ingin meminta pendapat’, ada saran dan kritikan, ada pula permintaan nasehat dan motivasi, dan lain sebagainya.
Tak banyak sahabat yang menyisihkan keluangan waktunya untuk ‘mendengarkan ragam hal’ dari orang di sekitarnya, sehingga point-plus didapat kembali bagi kalian yang menyediakan masa untuk menjadi pendengar yang baik. Biasanya pendengar yang baik, malah paling jarang mengungkapkan perasaannya, sebab terbiasa curhat dan memohon langsung kepada Sang Maha Mendengar~ Allah azza wa jalla.
8. Turut Ambil Bagian
Pernahkah kalian duduk seharian di dalam kelas, seminar, atau di sebuah rapat tanpa mengucapkan satu patah kata pun?
Pernahkah kalian pergi bersama teman-teman untuk piknik, namun kalian datang diam-diam, langsung ikut piknik, duduk menatap minuman, sementara teman lainnya bersenda-gurau, tukar pikiran, dan sesekali bercanda? Kemungkinan yang terjadi adalah ‘diam’ melulunya itu karena kurang percaya diri dan mungkin saja kalian akan merasa lebih tidak enak sesudah mengikuti acara atau kelas tersebut.
Apapun situasinya, berusahalah untuk ikut ambil bagian. Meskipun tak banyak hal yang bisa kalian katakan, pikiran dan perspektif itu sangat berharga bagi orang-orang di sekitar, utarakanlah meski pun hanya menambahi kosa kata teman yang berbicara sebelumnya.
Dengan mencoba untuk berbicara, setidaknya ada kemajuan dalam berlatih meningkatkan kepercayaan diri kita. Ungkapkan bahwa kita bisa membantu menyiapkan sesuatu saat akan berpiknik, dapat menolong beberapa hal dalam sebuah komunitas, dll, sehingga teman-teman melihat bahwa diri kita ‘peduli’, menyayangi dan memperhatikan hal-hal di sekitar, sebagai ciri seorang pemimpin sejati. Tebarkan senyum saja jika bantuan ditolak, jika tidak disambut ucapan terima kasih, jika tidak diberi honor dan komisi, karena kemajuan diri pribadi dalam peningkatan rasa percaya diri adalah lebih penting dibandingkan materi.
Silahkan share kepada teman kamu