Makhluk Tuhan yang bernama manusia, dalam perjalanan hidup dan kehidupannya telah menerobos dinding dan ruang berbagai pengetahuan di alam semesta ini. Dengan sifat dan tabi’at yang dimilikinya, manusia mengalami perkembangan pesat dan berperan penting dalam ilmu pengetahuan baik di bidang pendidikan, ekonomi, budaya, politik, agama, dan berbagai disiplin ilmu lainnya.
Manusia merupakan makhluk berbudaya, berbahasa, berbudi dan bermasyarakat. Tentunya peningkatan ilmu pengetahuan dalam diri manusia merupakan suatu keharusan agar bisa menjadi manusia seutuhnya. Kemandirian, kebebasan dalam berpendapat, kemampuan diri dalam meningkatkan pengetahuan sangat dibutuhkan. Walaupun manusia sudah merasa pintar dan mengetahui segala hal, namun masih tetap bisa ditingkatkan pada derajat yang lebih tinggi lagi.
Ilmu pengetahuan tidak pernah berhenti pada satu titik, tetapi selalu berkembang sesuai dengan ruang dan waktu. Itu menandakan bahwa manusia tetap harus mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah ada. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam diri manusia berhasil membuka wacana keilmuan di berbagai aspek kehidupan, sehingga manusia selalu berusaha mengembangkan otak kanan dan kirinya demi mencapai tujuan yang diharapkan.
Dari berbagai disiplin ilmu yang ada dan dengan beragam sumber ilmu pengetahuan itu sendiri, ternyata manusia secara individu maupun kelompok merupakan salah satu target untuk memunculkan sebuah disiplin ilmu. Artinya, salah satu sumber yang dapat dan perlu diteliti adalah diri manusia itu sendiri.
Manusia merupakan aset keilmuan di berbagai bidang, baik pengetahuan alam, sosial maupun yang lain. Jika manusia mau memperhatikan bagaimana mereka diciptakan dan bermasyarakat, tentu akan mendapatkan berbagai penemuan luar biasa yang mampu menyumbangkan beragam pengetahuan sebagai bahan dan sumber pengetahuan dalam keilmuan.
Penemuan ilmu pengetahuan dalam diri manusia pada hakikatnya adalah sebuah proses seorang makhluk dalam menemukan Sang Kholiq (Tuhannya). Barang siapa yang mengenal dirinya maka ia mengenal Tuhannya, karena manusia tidak bisa melepaskan takdir dirinya sebagai makhluk Tuhan. Kita sering menemukan banyak orang yang visioner di dunia ini. Mereka mampu memandang dan berpikir jauh ke depan, tapi sayangnya terkadang lupa dengan sesuatu yang dekat atau mengabaikan hal-hal yang lebih penting dari yang dilihat awalnya. Seperti pepatah, “semut di ufuk timur kelihatan, gajah di pelupuk mata tidak tampak”. Manusia sering mencari dan berusaha keras untuk menemukan pengetahuan baru yang lebih rumit dan sulit, tetapi sesuatu yang dekat dan mudah tak jarang terlewatkan bahkan terlupakan. Segala sesuatu yang ada dalam diri manusia perlu terus digali dan dipelajari. Sudahkah hal ini kita lakukan?
Manusia telah berhasil membuka ‘rahasia demi rahasia’ alam, yang dibuktikan dengan berbagai ilmu pengetahuan yang telah ditemukan. Khusus yang berhubungan dengan manusia, sebut saja ilmu biologi, anatomi, fisiologi, psikologi, antropologi, sosiologi, ekonomi, dan lain sebagainya. Meskipun beragam ilmu tersebut merupakan satu paket yang bersifat luas, namun tentunya masih banyak hal yang membutuhkan pemahaman dan pengamatan secara lebih detail sehingga merangsang manusia untuk terus berkarya dan berpikir lebih keras lagi.
Sebagai makhluk sosial, manusia hidup secara individu dan bermasyarakat. Banyak ragam hubungan antar-manusia, manusia dengan Tuhannya, dan manusia dengan makhluk Tuhan lainnya yang bisa digali dan dipelajari untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan. Selain itu juga berguna untuk membuktikan bahwa manusia merupakan objek keilmuan yang bisa menjadi salah satu sumber ilmu pengetahuan.
Silahkan share kepada teman kamu