Kadang hidup ini lucu, orang yang tadinya baik-baik kepada kita, tiba-tiba menjadi benci kepada kita. Orang yang selalu baik-baik dikala di depan kita, ternyata dibelakang kita menghina atau menjelek-jelekan kita habis-habisan. Kenapa orang bisa berlaku seperti itu, apakah mereka tidak punya hati, apakah mereka tidak bisa bicara jujur, ataukah mereka memang ada niat yang jelek terhadap diri kita.
Biasanya orang yang tidak bisa menahan emosi dan hanya bisa berani bicara di belakang itu, tandanya mereka lebih senang menusuk dari belakang. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati apabila menghadapi orang seperti itu, karena adakalanya mereka bicara didepan kita manis, tetapi dibelakang kita malah menjelek-jelekan kita.
Hal ini bisa terjadi karena ini merupakan hal yang terpatri sejak masih di keluarga. Ketika mereka ada di dalam keluarga, mereka didik untuk saling menghargai dan mengungkapkan pendapat secara terbuka dan jujur dengan pengungkapan yang baik, biasanya setelah dewasa hal ini akan terbawa menjadi baik.
Lainnya halnya apabila, sejak masih di dalam keluarga mereka didik tidak dengan baik, tidak didik bagaimana menghargai orang lain baik yang lebih tua, yang seumur atau yang lebih muda sekalipun. Tentunya ini akan berdampak, pada saat mereka menginjak dewasa atau dewasa, perasaan seperti ini akan ada, dan mungkin akan jadi faktor utama sebagai pembentuk sifat atau kepribadian kita.
Menurut ilmu psikologi kepribadian, membagi pikiran menjadi tiga bagian, yaitu pertama conscious mind (pikiran sadar), subconciuous mind (pikiran bawah sadar), unconscious mind (kondisi tidak sadar). Pikiran conscious mind adalah pikiran sadar kita, seperti pada saat kita melakukan aktifitas harian, sedangkan subconciuous mind adalah pikiran bawah sadar kita, yang mempengaruhi tingkah laku dan pengalaman kita, seperti rasa sakit, kecewa atau konflik, sedangkan unconscious mind adalah pikiran tidak sadar kita.
Sekarang pertanyaannya kenapa orang bisa tiba-tiba benci kepada orang lain ? Secara ilmu psikologi, hal ini terjadi dari pikiran sadar kita yang menyerap atau menerima respon yang masuk kedalam otak, kemudian lambat laun tertanan dalam syaraf-syarat pikiran kita dan akhirnya sampai masuk kedalam pikiran bahwa sadar. Pikiran kita pada akhirnya sedikit demi sedikit terkontaminasi oleh perasaan tersebut.
Bagi sebagian orang yang mempunyai pikiran positif dalam diri mereka, kemungkinan kecil mereka akan terkena pikiran negatif, sehingga kemungkinan kecil mereka akan mempunyai penyakit hati. Tetapi bagi mereka yang dalam kesehariannya selalu berpikir negatif, maka kemungkinan besar hati dan pikiran mereka juga menjadi negatif pula.
Dilain pihak, apabila ada orang yang benci kepada kita, tentunya kita harus melakukan instrospeksi. Sehingga pada akhirnya kita dapat mengetahui hal yang sebenarnya mengapa mereka benci pada diri kita, dan pada akhirnya kita dapat melakukan perbaikan diri.
Siapapun yang pernah mencetuskan kalimat “kita tidak bisa menyenangkan semua orang” perlu diacungi jempol.
Sebab ia sudah mengerti bagaimana kehidupan dunia ini berjalan.
Tidak bisa dipungkiri ketika kita hidup, akan ada orang yang menyukai kita dan ada pula yang membenci kita.
Contohnya seorang atasan atau pemimpin pemerintahan, cara kepemimpinannya pasti ada yang pro ada pula yang kontra.
Karena itu kita perlu menyadari, tidak mungkin semua orang bisa menyukai kita, tidak mungkin juga semua orang membenci kita.
Itulah yang disebut hukum alam.
Anda berbuat baik, belum tentu semua orang menganggap Anda baik. Begitu pula sebaliknya.
Jadi bagaimana menghadapi situasi seperti ini?
Pertama, sadarilah bahwa hidup kita, kitalah yang bertanggung jawab. Sehingga kita perlu menjalani hidup dengan sebaik-baiknya.
Kedua, berhentilah hidup berdasarkan pandangan dan perkataan orang lain. Jadilah diri sendiri dan tetap upayakan memperbarui sikap hidup dari hari ke hari.
Ketiga, belajarlah menutup telinga pada perkataan dan perlakuan yang tidak membangun.
ketiga hal tersebut akan berdampak baik bagi kita.
Apa manfaatnya jika kita melalukan ketiga hal tersebut?
1. Pikiran jadi lebih tenang
Kadang kita terlalu galau memikirkan tanggapan dan pendapat orang lain akan hidup kita.
Akibatnya pikiran kita menjadi rumit. Cobalah untuk berhenti bergantung pada apa kata orang lain.
Saring perkataan dan perlakuan apa yang perlu kita pikirkan. Niscaya kita menjadi lebih rileks dan tidak khawatir.
2. Lebih nyaman dalam situasi sosial
Ketika kita berhenti memikirkan penilaian orang lain terhadap hidup kita, kita akan memiliki lebih banyak waktu untuk bersosialiasi dengan orang lain.
Kita juga tidak ambil pusing terhadap tanggapan dan penilaian orang lain saat berbicara, sehingga pembicaraan bisa menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
3. Tidur semakin berkualitas
Jika kita terus memikirkan “mengapa orang melakukan hal ini padaku?” “Mengapa ia membenciku?” dll, pasti kita sulit tidur.
Cobalah untuk berhenti memikirkan apa kata orang tentang hidup kita. Pikiran tenang, tidur pun nyenyak.
Biasanya orang yang tidak bisa menahan emosi dan hanya bisa berani bicara di belakang itu, tandanya mereka lebih senang menusuk dari belakang. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati apabila menghadapi orang seperti itu, karena adakalanya mereka bicara didepan kita manis, tetapi dibelakang kita malah menjelek-jelekan kita.
Hal ini bisa terjadi karena ini merupakan hal yang terpatri sejak masih di keluarga. Ketika mereka ada di dalam keluarga, mereka didik untuk saling menghargai dan mengungkapkan pendapat secara terbuka dan jujur dengan pengungkapan yang baik, biasanya setelah dewasa hal ini akan terbawa menjadi baik.
Lainnya halnya apabila, sejak masih di dalam keluarga mereka didik tidak dengan baik, tidak didik bagaimana menghargai orang lain baik yang lebih tua, yang seumur atau yang lebih muda sekalipun. Tentunya ini akan berdampak, pada saat mereka menginjak dewasa atau dewasa, perasaan seperti ini akan ada, dan mungkin akan jadi faktor utama sebagai pembentuk sifat atau kepribadian kita.
Menurut ilmu psikologi kepribadian, membagi pikiran menjadi tiga bagian, yaitu pertama conscious mind (pikiran sadar), subconciuous mind (pikiran bawah sadar), unconscious mind (kondisi tidak sadar). Pikiran conscious mind adalah pikiran sadar kita, seperti pada saat kita melakukan aktifitas harian, sedangkan subconciuous mind adalah pikiran bawah sadar kita, yang mempengaruhi tingkah laku dan pengalaman kita, seperti rasa sakit, kecewa atau konflik, sedangkan unconscious mind adalah pikiran tidak sadar kita.
Sekarang pertanyaannya kenapa orang bisa tiba-tiba benci kepada orang lain ? Secara ilmu psikologi, hal ini terjadi dari pikiran sadar kita yang menyerap atau menerima respon yang masuk kedalam otak, kemudian lambat laun tertanan dalam syaraf-syarat pikiran kita dan akhirnya sampai masuk kedalam pikiran bahwa sadar. Pikiran kita pada akhirnya sedikit demi sedikit terkontaminasi oleh perasaan tersebut.
Bagi sebagian orang yang mempunyai pikiran positif dalam diri mereka, kemungkinan kecil mereka akan terkena pikiran negatif, sehingga kemungkinan kecil mereka akan mempunyai penyakit hati. Tetapi bagi mereka yang dalam kesehariannya selalu berpikir negatif, maka kemungkinan besar hati dan pikiran mereka juga menjadi negatif pula.
Dilain pihak, apabila ada orang yang benci kepada kita, tentunya kita harus melakukan instrospeksi. Sehingga pada akhirnya kita dapat mengetahui hal yang sebenarnya mengapa mereka benci pada diri kita, dan pada akhirnya kita dapat melakukan perbaikan diri.
Siapapun yang pernah mencetuskan kalimat “kita tidak bisa menyenangkan semua orang” perlu diacungi jempol.
Sebab ia sudah mengerti bagaimana kehidupan dunia ini berjalan.
Tidak bisa dipungkiri ketika kita hidup, akan ada orang yang menyukai kita dan ada pula yang membenci kita.
Contohnya seorang atasan atau pemimpin pemerintahan, cara kepemimpinannya pasti ada yang pro ada pula yang kontra.
Karena itu kita perlu menyadari, tidak mungkin semua orang bisa menyukai kita, tidak mungkin juga semua orang membenci kita.
Itulah yang disebut hukum alam.
Anda berbuat baik, belum tentu semua orang menganggap Anda baik. Begitu pula sebaliknya.
Jadi bagaimana menghadapi situasi seperti ini?
Pertama, sadarilah bahwa hidup kita, kitalah yang bertanggung jawab. Sehingga kita perlu menjalani hidup dengan sebaik-baiknya.
Kedua, berhentilah hidup berdasarkan pandangan dan perkataan orang lain. Jadilah diri sendiri dan tetap upayakan memperbarui sikap hidup dari hari ke hari.
Ketiga, belajarlah menutup telinga pada perkataan dan perlakuan yang tidak membangun.
ketiga hal tersebut akan berdampak baik bagi kita.
Apa manfaatnya jika kita melalukan ketiga hal tersebut?
1. Pikiran jadi lebih tenang
Kadang kita terlalu galau memikirkan tanggapan dan pendapat orang lain akan hidup kita.
Akibatnya pikiran kita menjadi rumit. Cobalah untuk berhenti bergantung pada apa kata orang lain.
Saring perkataan dan perlakuan apa yang perlu kita pikirkan. Niscaya kita menjadi lebih rileks dan tidak khawatir.
2. Lebih nyaman dalam situasi sosial
Ketika kita berhenti memikirkan penilaian orang lain terhadap hidup kita, kita akan memiliki lebih banyak waktu untuk bersosialiasi dengan orang lain.
Kita juga tidak ambil pusing terhadap tanggapan dan penilaian orang lain saat berbicara, sehingga pembicaraan bisa menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
3. Tidur semakin berkualitas
Jika kita terus memikirkan “mengapa orang melakukan hal ini padaku?” “Mengapa ia membenciku?” dll, pasti kita sulit tidur.
Cobalah untuk berhenti memikirkan apa kata orang tentang hidup kita. Pikiran tenang, tidur pun nyenyak.
Silahkan share kepada teman kamu