Advertisement

Menjadikan keberhasilan orang lain sebagai Inspirasi


Tahukah Anda bahwa Charles Darwin dan Leo Tolstoy pernah diremehkan orang? Namun kerja keras telah menjadi Darwin perintis biologi evolusioner dan Tolstoy sastrawan mashur. Begitu pula fotografer terkenal Cindy Sherman yang tak lulus dari kursus fotografi–belakangan ia dikenal dengan conceptual portraits-nya. Geraldine Page disarankan mundur dari dunia film karena dianggap tak berbakat. Pengritiknya terdiam ketika Geraldine meraih Oscar, Golden Globe, dan Emmy Award.

Tapi mengapa mereka kemudian terbukti berhasil? Mereka menjadikan komentar negatif itu sebagai cambuk untuk belajar dan berlatih. Mereka tidak gentar, marah, melainkan bersikap persisten, kukuh, keukeuh kata orang Sunda—dalam pengertian positif. Mereka menjadikan komentar miring itu sebagai umpan balik yang bermanfaat untuk memperbaiki diri.

Begitulah salah satu ciri orang yang memiliki growth mindset, sebagai antitesis dari fixed mindset.

Meminjam pengertian yang dibuat oleh Carol Dweck, mindset dapat dipahami sebagai cara kita memandang dunia sekeliling dan diri kita sendiri. Orang yang condong kepada growth mindset akan bersikap seperti Darwin dan Tolstoy yang tidak patah arang meski dipandang remeh.

Mengapa mindset penting? Tak lain karena mindset memengaruhi apa tindakan yang akan kita ambil. Jika kita memandang kritik sebagai upaya menghancurkan diri kita, respons kita mungkin reaktif, dengan nada marah, kesal. Lantas kita lupa mengambil sarinya.

Pribadi dengan growth mindset meyakini bahwa kualitas-kualitas tertentu dalam diri kita masing-masing dapat terus dikembangkan. Hasilnya bergantung kepada seberapa besar upaya yang kita lakukan. No pain, no gain!

Pribadi dengan growth mindset memandang setiap orang memiliki peluang untuk berubah dan berkembang hingga mencapai kualitas yang ia inginkan melalui komitmen, dedikasi, dan kerja keras. Mereka selalu mau belajar.

Christiano Ronaldo, Luis Suarez, atau pun Yaya Toure tetap tekun berlatih kendati sudah jadi pesepakbola top dengan gaji luar biasa. Mereka memang berbakat, tapi bakat yang tak diasah ya tidak akan bersinar. Mereka yakin, kecerdasan mereka dalam bersepakbola (kecerdasan kinestetik) dapat terus berkembang bila mereka mau belajar. Ikhtiar adalah jalan untuk menjadi mahir, ikhtiar bukan pekerjaan sia-sia.

Kendati dilanda cedera, Leonel Messi juga tidak patah arang. Baginya, ini merupakan tantangan yang akan menjadikan dirinya lebih kuat. Messi tidak melihat cedera sebagai rintangan yang membuatnya semakin tak berdaya.

Individu dengan growth mindset memandang keberhasilan orang lain sebagai sumber inspirasi, bukan untuk dicurigai. Ia akan terus belajar dan menjadikan orang lain yang sukses sebagai sumber ilham bagi kesuksesan dirinya di masa mendatang. Ia tidak iri, curiga, maupun kesal—perasaan-perasaan yang justru menjadi penghalang besar untuk meraih kesuksesan.

Meminjam kata-kata Robert Sternberg, faktor utama yang memengaruhi pencapaian seseorang bukanlah kemampuan yang sudah ia punyai, melainkan kemampuan-kemampuan baru yang terus tumbuh dan mengarah kepada suatu tujuan.