Advertisement

Orang yang Memiliki Kepribadian Ganda


Pernahkah Anda bertemu dengan seseorang yang kepribadiannya berbeda, sehingga Anda merasa berhadapan dengan 2 orang atau lebih? 

Sebut saja misalnya namanya Ani. Orangnya lembut, tutur katanya halus, gerak geriknya anggun, dan dandanannya rapi. Modis. Pada kesempatan berikutnya, Anda bertemu Ani, tapi seolah-olah dia tidak kenal. Dia juga menyebutkan kalau namanya Mona. 

Penampilan Mona beda dengan Ani. Mona senang mengenakan celana jeans. Bicaranya cepat, ramah, senang humor, dan cenderung kasar. Tatanan rambutnya pun berubah. Mona selalu mengikat rambutnya, sedangkan Ani membiarkan rambutnya terurai. 

Beberapa waktu kemudian, si Ani alias Mona ini bertemu dengan Anda lagi. Ternyata penampilannya beda. Dia menggunakan baju minim, high heels, sexy, ber-make up tebal. Cara bicaranya pun lain. Terkesan menggoda. Dia mengenalkan diri bernama Susi. Pusing enggak? Kok bisa ya ada orang seperti itu? Apa yang terjadi padanya?

Dulu istilah kepribadian ganda (kepribadian terpecah/kepribadian majemuk atau Multiple Personality Disorder) dipergunakan, sekarang istilah itu berganti menjadi Gangguan Identitas Disosiatif (GID). 

GID adalah gangguan kepribadian di mana seorang individu memiliki 2 (dua) atau lebih kepribadian yang berbeda atau kepribadian pengganti (Nevid, Rathus, & Greene, 2005). Masing-masing kepribadian itu mempunyai sifat dan ingatan yang spesifik dalam satu tubuh seseorang. Bahkan dalam beberapa kasus, kepribadian pengganti (disebut kepribadian alter), dapat menunjukkan rekaman EEG, reaksi alergi, pemeriksaan pupil dan sebagainya yang berbeda.

Salah satu contoh kasus GID telah dibukukan. Bukunya berjudul Sybil. Seorang perempuan muda yang memiliki masa kecil tidak menyenangkan dan terpecah menjadi 16 kepribadian. Kasus GID terbanyak yang pernah ditemukan adalah orang dengan 22 kepribadian dan sudah difilmkan (The Three Faces of Eve).

Ciri-ciri individu yang mengalami GID :
  1. Penderita memiliki dua kesadaran yang berbeda-beda
  2. Kemampuannya dapat berubah-ubah sesuai kepribadiannya. Misalnya saat dia pandai sekali bermain musik, beberapa jam lagi tiba-tiba dia tidak bisa memainkannya
  3. Penderita merasa tidak mendiami tubuh sendiri atau merasa terpisah dengan tubuh sendiri.
  4. Kebanyakan dari mereka mengidap amnesia (hilang ingatan jangka pendek)
  5. Seringkali mengalami distorsi waktu (kehilangan waktu)
  6. Pola pikir, cara berbicara, dan wataknya berubah-ubah seiring kepribadian yang sedang mengambil alih tubuhnya
  7. Kadang merasa tidak sadar dimana ia berada sekarang dan tidak sadar kapan dan mengapa dia bisa berada disana
  8. Tidak mampu mengingat informasi penting yang berhubungan dengan dirinya
  9. Sering menemukan suatu benda yang tidak ia ketahui kenapa ia memilikinya (misalnya dia memiliki sebuah gitar padahal ia merasa tidak pernah bisa bermain gitar)
  10. Memiliki masa lalu yang menyedihkan
  11. Sering merasa sakit kepala dan skizofrenia (mendengar banyak suara-suara di kepalanya)
  12. Tidak peminum minuman beralkohol maupun pengguna narkoba
  13. Beberapa bahkan ingin sekali bunuh diri karena depresi terhadap ciri-ciri tersebut

Terdapat 4 kriteria untuk mendiagnosis gangguan identitas disosiatif pada seseorang , yakni:
  1. Kehadiran dua atau lebih kepribadian.
  2. Kepribadian tersebut dapat mengendalikan perilaku.
  3. Ketidak-mampuan untuk mengingat informasi penting yang melebihi kelupaan pada normalnya.
  4. Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat atau kondisi medis umum.

Tanda dan gejala
  • Amnesia Disosiatif Amnesia disosiatif adalah hilangnya memori setelah kejadian yang penuh stres. Seseorang yang menderita gangguan ini tidak mampu mengingat informasi pribadi yang penting, biasanya setelah suatu episode yang penuh stres. Pada amnesia total, penderita tidak mengenali keluarga dan teman-temannya, tetapi tetap memiliki kemampuan bicara, membaca dan penalaran, juga tetap memiliki bakat dan pengetahuan tentang dunia yang telah diperoleh sebelumnya.

Perkembangan Klinis amnesia disosiatif :
  • Hilangnya daya ingat (sebagian / seluruh), biasanya mengenai kejadian-kejadian penting (stressful, traumatik) yang baru terjadi, tidak disebabkan gangguan mental organic, kelupaan, kelelahan, intoksikasi.
  • Individu tiba-tiba menjadi tidak dapat mengingat kembali informasi personal yang penting (biasanya setelah mengalami beberapa peristiwa stressful).
  • Selama periode amnesia, perilaku atau kemampuan individu mungkin tidak berubah, kecuali bahwa hilangnya memori menyebabkan beberapa disorientasi, tidak mengenali identitas (asal, teman, keluarga, dll)
  • Hilangnya memori
  • Bisa hanya untuk peristiwa tertentu atau seluruh peristiwa kehidupan
  • Biasanya berlangsung dalam periode waktu tertentu, bisa beberapa jam sampai dengan beberapa tahun
  • Memori biasanya kembali muncul secara tiba-tiba juga, lengkap seperti sebelumnya (hanya sedikit kemungkinan untuk kambuh)
  • Hilangnya memori tidak sama dengan yang disebabkan oleh kerusakan otak atau karena ketergantungan obat.
  • Fugue Disosiatif Fugue disosiatif adalah hilangnya memori yang disertai dengan meninggalkan rumah dan menciptakan identitas baru. Dalam fugue disosiatif, hilangnya memori lebih besar dibanding dalam amnesia disosiatif. Orang yang mengalami fugue disosiatif tidak hanya mengalami amnesia total, namun tiba-tiba meninggalkan rumah dan beraktivitas dengan menggunakan identitas baru.

Perkembangan klinis Fugue Disosiatif :
  • Gangguan di mana individu melupakan informasi personal yang penting dan membentuk identitas baru, juga pindah ke tempat baru.
  • Individu tidak hanya mengalami amnesia secara total, namun juga tiba-tiba pindah (melarikan diri) dari rumah dan pekerjaan, serta membentuk identitas baru.
  • Biasanya terjadi setelah seseorang mengalami beberapa stress yang berat (konflik dengan pasangan, kehilangan pekerjaan, penderitaan karena bencana alam).
  • Identitas baru sering berkaitan dengan nama, rumah, pekerjaan bahkan karakteristik personality yang baru. Di kehidupan yang baru, individu bisa sukses walaupun tidak mampu untuk mengingat masa lalu. 
  • Recovery biasanya lengkap dan individu biasanya tidak ingat apa yang terjadi selama fugue.
  • Gangguan Depersonalisasi Gangguan depersonalisasi adalah suatu kondisi dimana persepsi atau pengalaman seseorang terhadap diri sendiri berubah. Dalam episode depersonalisasi, yang umumnya dipicu oleh stres, individu secara mendadak kehilangan rasa diri mereka. Para penderita gangguan ini mengalami pengalaman sensori yang tidak biasa, misalnya ukuran tangan dan kaki mereka berubah secara drastis, atau suara mereka terdengar asing bagi mereka sendiri. Penderita juga merasa berada di luar tubuh mereka, menatap diri mereka sendiri dari kejauhan, terkadang mereka merasa seperti robot, atau mereka seolah bergerak di dunia nyata.

Perkembangan klinis gangguan Dipersonalisasi :
  • Gangguan di mana adanya perubahan dalam persepsi atau pengalaman individu mengenai dirinya.
  • Individu merasa “tidak riil” dan merasa asing terhadap diri dan sekelilingnya, cukup mengganggu fungsi dirinya.
  • Memori tidak berubah, tapi individu kehilangan sense of self.
  • Gangguan ini menyebabkan stress dan menimbulkan hambatan dalam berbagai fungsi kehidupan.
  • Biasanya terjadi setelah mengalami stress berat, seperti kecelakaan atau situasi yang berbahaya.
  • Biasanya berawal pada masa remaja dan perjalanannya bersifat kronis (dalam waktu yang lama).
  • Gangguan Identitas Disosiatif Gangguan identitas disosiatif suatu kondisi dimana seseorang memiliki minimal dua atau lebih kondisi ego yang berganti-ganti, yang satu sama lain bertindak bebas. Menurut DSM-IV-TR, diagnosis gangguan disosiatif (GID) dapat ditegakkan bila seseorang memiliki sekurang-kurangnya dua kondisi ego yang terpisah, atau berubah-ubah, kondisi yang berbeda dalam keberadaan, perasaan dan tindakan yang satu sama lain tidak saling mempengaruhi dan yang muncul serta memegang kendali pada waktu yang berbeda.

Perkembangan Gangguan Indentitas Disosiatif:
  • Individu memiliki setidaknya dua kepribadian yang berbeda (adanya perbedaan dalam keberadaan, feeling, perilaku), bahkan ada yang bertolak belakang.
  • Adanya dua atau lebih kepribadian yang terpisah dan berbeda pada seseorang. Setiap kepribadian memiliki pola perilaku, hubungan dan memori masing-masing.
  • Kepribadian yang asli dan pecahannya kadang dapat menyadari adanya periode waktu yang hilang, adanya kepribadian yang lain. Suara dari kepribadian yang lain sering bergema, masuk ke kesadaran mereka tapi tidak diketahui milik siapa.
  • Gap dalam memori mungkin terjadi jika suatu kepribadian tidak berkaitan dengan kepribadian yang lain.
  • Keberadaan pribadi-pribadiyang berbeda menyebabkan gangguan dalam kehidupan seseorang dan tidak dapat disembuhkan seketika oleh obat-obatan.
  • Biasanya muncul di awal masa kanak-kanak (adanya trauma berat di masa kanak-kanak), namun jarang didiagnosis sampai masa remaja. Lebih berat dari bentuk gangguan disosiatif lainnya
  • Wanita > pria

GID bukan disebabkan oleh efek-efek fisiologis atau kondisi medis secara umum. Maksudnya gangguan itu bukan karena penyakit fisik.

Perubahan itu bisa terjadi dalam waktu cepat dan bisa berlangsung lama. Kembali pada contoh di atas. Kepribadian inang (asli) adalah Ani. Nah, kalau si Mona yang muncul, bisa jadi si Mona itu mengambil alih kepribadian Ani untuk jangka waktu cukup lama sampai kepribadian lainnya merasa perlu untuk muncul. Biasanya karena ada peristiwa yang tidak mampu diatasi baik oleh Ani, Mona atau pun Susi.